Jumat, 04 Maret 2016

BANTUAN MODAL DAN BEASISWA PEMERINTAH JEPANG

Tata Cara Pengajuan "Bantuan Hibah

Grassroots"




Pemerintah Jepang selama ini telah berkontribusi memberikan bantuan kepada negara berkembang sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan ekonomi dan sosial di masing-masing negara tersebut. Bantuan ini dialirkan dalam berbagai bentuk, seperti bantuan aliran dana, teknologi dan bantuan darurat korban bencana alam. Diantaranya yang utama adalah Bantuan Pembangunan Pemerintah (Official Development Assistance /ODA) yang terdiri dari Pinjaman Yen, Bantuan Dana Hibah dan Kerjasama Teknik.

Bantuan Hibah Grassroots untuk Keamanan Manusia merupakan salah satu bagian dari skema bantuan hibah yang dimiliki Pemerintah Jepang dengan ciri utamanya langsung dan cepat menjangkau penerima manfaat di tingkat Grassroots.

Program ini dimulai pada tahun 1989 dan telah mendanai proyek-proyek pembangunan sosial tingkat Grassroots melalui institusi pendidikan dan kesehatan, serta NGO lokal.

Selain itu, Pemerintah Jepang juga memiliki skema "Bantuan Hibah NGO Jepang" yang khusus bekerjasama dengan NGO Jepang untuk proyek kerjasama pembangunan sosial dan ekonomi tingkat Grassroots, serta "Bantuan Hibah Grassroots Kebudayaan" yang khusus menjalin kerjasama dengan NGO atau Pemerintah Daerah di negara-negara berkembang untuk proyek kerjasama di bidang pendidikan dan kebudayaan.

Dana yang tersedia

Jumlah dana untuk setiap proyek maksimal 10 juta Yen (atau sekitar ±750-800 juta Rupiah, tergantung nilai kurs antara Rupiah dan Yen yang berlaku saat itu. Lembaga penerima dana harus membuat rincian anggaran.)

Perhatian

Jika dana digunakan untuk mendanai kegiatan diluar kesepakatan/rencana, atau jika terdapat sisa dana, maka lembaga penerima dana wajib mengembalikan seluruh dana atau sisa dana tersebut kepada Kedutaan Besar Jepang atau Konsulat Jenderal Jepang.


Batas waktu pelaksanaan proyek

Dalam kurun waktu 1 tahun sejak tanggal penandatanganan kontrak


Penerima bantuan
  • Lembaga Nirlaba yang bergerak di bidang pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat Grassroots (misalnya NGO Lokal, institusi pendidikan dan kesehatan. NGO international juga dapat menjadi penerima bantuan. Namun, yang menjadi prioritas adalah NGO lokal.)
  • Organisasi/lembaga harus memiliki badan hukum dan terdaftar di instansi terkait atau Kementerian Hukum dan HAM Indonesia
  • Organisasi/ lembaga harus memiliki pengalaman kerja lebih dari 2 tahun serta kapasitas mengelola proyek
  • Organisasi/ lembaga harus bersedia untuk bertanggungjawab atas keberlanjutan proyek setelah proyek selesai
Perhatian
  1. Individu pribadi dan Lembaga profit tidak dapat menjadi penerima bantuan ini.
  2. Organisasi/ lembaga wajib menyerahkan dokumen yang berkaitan dengan rencana proyek kepada Kementerian Dalam Negeri indonesia (KEMDAGRI) jika dapat persetujuan dari Kedutaan Besar Jepang atau Konsulat Jenderal Jepang dan mendapatkan surat persetujuan yang dikeluarkan oleh KEMDAGRI (sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 38 Tahun 2008) dengan batas waktu sebelum penandatanganan kontrak bantuan hibah Grassroots.
  3. Instansi Pemerintah dan organisasi internasional tidak dapat menjadi penerima bantuan ini, kecuali dalam kondisi tertentu seperti bantuan untuk situasi darurat, dirasa memiliki tingkat manfaat yang tinggi, atau situasi dimana sulit untuk melaksanakan proyek jika tanpa adanya keterlibatan instansi tersebut.


Isi proyek

Sasaran proyek
  • Proyek skala kecil namun memiliki manfaat yang besar untuk masyarakat Grassroots
  • Proyek-proyek bantuan kemanusiaan
  • Proyek-proyek yang mengedepankan pemenuhan Basic Human Needs (Kebutuhan Dasar Manusia) dan Human Security (Keamanan Manusia)*)
  • Proyek yang memiliki nilai manfaat jangka panjang walau masa implementasi telah selesai
*)“Proyek yang mengedepankan Human Security (Keamanan Manusia)” yaitu, penanggulangan penyakit menular dan masalah lingkungan hidup yang menjadi isu antara beberapa negara, penanggulangan pengungsi atau orang terlantar di daerah konflik, aktifitas perlindungan manusia dari kekerasan, peningkatkan keahlian masyarakat dan perorangan dan sebagainya.
Jenis proyek yang tidak bisa didanai
  • Proyek-proyek yang tidak jelas manfaatnya untuk masyarakat grassroot (Bantuan penelitian di institusi pendidikan tinggi seperti universitas atau perguruan tinggi, capacity building untuk lembaga, bantuan yang hanya ditujukan untuk kegiatan bisnis/perdagangan atau pengadaan lapangan kerja)
  • Proyek-proyek yang tidak memiliki hubungan kuat dalam pengembangan sosial secara langsung seperti kebudayaan, kesenian, olahraga
  • Proyek-proyek yang memiliki tujuan politik, agama dan militer


Jenis biaya yang tidak dapat didanai

Jenis biaya dibawah ini tidak dapat didanai dengan bantuan hibah Grassroots 
  • Biaya operasional Lembaga (gaji staf, ATK, listrik, sewa kantor dan lain-lain)
  • Biaya pemeliharaan fasilitas dan peralatan barang/gedung yang dibiayai oleh grassroots fund
  • Uang tunai sebagai modal awal untuk UKM/microfinance/credit dan lain-lain
  • Biaya-biaya yang dipakai untuk pribadi atau modal seperti beasiswa, rumah, makanan, baju, mobil, barang habis pakai (kecuali untuk bantuan tanggap darurat atau kebutuhan kemanusiaan)
  • Biaya untuk membeli atau sewa tanah
  • Biaya penelitian yang tidak jelas manfaatnya bagi masyarakat grassroots
  • Biaya-biaya seperti cukai, pajak, VAT, izin, registrasi, dan sebagainya
  • Biaya pemasangan paralon/kabel listrik ke rumah-rumah pribadi, khusus untuk proyek pengadaan air bersih dan listrik
  • Biaya administrasi di Bank seperti biaya membuka rekening, biaya pengiriman/transfer dana, biaya menutup rekening


Prosedur pelaksanaan proyek

Pengajuan Proposal 

       
Proses Seleksi oleh Kedutaan Besar Jepang atau Konsulat Jenderal Jepang (Survey atau kunjungan ke lokasi proyek) 
       
Proses Seleksi dan Persetujuan dari Departemen Luar Negeri Jepang 
       
Penandatanganan Kontrak Hibah (Grant Contract: G/C) antara Lembaga penerima bantuan dengan Kedutaan Besar Jepang atau Konsulat Jenderal Jepang 
       
Pengiriman dana kepada lembaga penerima bantuan 
       
Pelaksanaan proyek,
Monitoring oleh Kedutaan Besar Jepang atau Konsulat Jenderal Jepang ke lokasi dan penyerahan laporan pertengahan berkaitan dengan penggunaan dana dan kegiatan dari lembaga penerima bantuan 
       
Proyek selesai,
penyerahan laporan akhir berkaitan dengan penggunaan dana dan kegiatan dari lembaga penerima bantuan 
       
Pelaksanaan Audit oleh Badan Auditor Independen
(Laporan Audit harus dikirim ke Kedutaan Besar Jepang atau Konsulat Jenderal Jepang) 
       
Pengembalian sisa dana 
(Jika terdapat sisa dana, maka lembaga penerima dana wajib mengembalikan sisa dana tersebut kepada Kedutaan Besar Jepang atau Konsulat Jenderal Jepang.) 
       
Follow-up proyek oleh Kedutaan Besar Jepang atau Konsulat Jenderal Jepang setelah proyek selesai 
       
Penyerahan laporan follow-up proyek oleh lembaga penerima bantuan 
       
Follow-up oleh Kedutaan Besar Jepang atau Konsulat Jenderal Jepang pada saat 2 tahun setelah proyek selesai




Brosur bantuan hibah grassroots(.pdf)



Cara pengajuan

 Sebelum mengajukan proposal, diharapkan bagi organisasi/lembaga untuk membaca baik-baik penjelasan mengenai persyaratan kelayakan organisasi diatas dan Tata Cara Pengajuan di bawah ini. Jika telah memenuhi persyaratan tersebut, organisasi/lembaga dapat mulai menyusun dokumen-dokumen dibawah ini dalam Bahasa Indonesia (atau Bahasa Inggris jika memang dirasa perlu). Kirimkan semua dokumen tersebutvia E-mail atau Pos ke kantor Kedutaan Besar Jepang atau Konsulat Jenderal Jepang (bagian Grassroots) terdekat.
Tata Cara Pengajuan** : Bahasa Indonesia   Bahasa Inggris  
** Tata Cara Pengajuan ini berlaku untuk bantuan hibah Grassroots di Indonesia.


Dokumen untuk pengajuan proposal

1. Formulir Aplikasi & Profil Lembaga Bahasa Indonesia  Bahasa Inggris 
2. Rincian Anggaran Proyek : Bahasa Indonesia & Bahasa Inggris    
3. Jadwal Pelaksanaan : Bahasa Indonesia & Bahasa Inggris    
4. Neraca : Bahasa Indonesia & Bahasa Inggris    


Perhatian : 
Waspada terhadap oknum berkedok Pemerintah Jepang !
 Beberapa waktu lalu, sebuah organisasi yang menamakan dirinya agen dari pemerintah Jepang, mendatangi lembaga-lembaga seperti sekolah dan koperasi dan menawarkan untuk mengadakan workshop pelatihan penyusunan proposal yang berbayar serta mengadakan survey mengatasnamakan Kedutaan Besar Jepang. Organisasi tersebut juga memberikan jaminan bahwa permohonan bantuan akan disetujui oleh Pemerintah Jepang jika menggunakan jasa mereka dengan membayar biaya pendaftaran atau biaya perantara.
 Untuk itu, dengan ini Kedutaan Besar Jepang dan Konsulat Jenderal Jepang menyatakan dengan tegas bahwa :
  1. Bantuan hibah grassroots yang berasal dari pemerintah Jepang TIDAK disalurkan melalui agen maupun instansi perantara, baik lokal maupun asing.

  1. Kedutaan Besar Jepang dan Konsulat Jenderal Jepang juga TIDAK memungut biaya apapun dalam seluruh proses permohonan bantuan (konsultasi, pengajuan proposal dan lain sebagainya). Dengan demikian, pengajuan yang dilakukan lewat agen tersebut sama sekali tidak menjamin perolehan bantuan grassroots karena tidak ada hubungan dengan Kedutaan Besar Jepang dan Konsulat Jenderal Jepang.

  1. Kedutaan Besar Jepang dan Konsulat Jenderal Jepang TIDAK bertanggung jawab sama sekali atas segala biaya yang telah dibayar oleh pemohon kepada organisasi tersebut walaupun permohonan bantuan tersebut tidak dikabulkan.
 Kedutaan Besar Jepang dan Konsulat Jenderal Jepang menghimbau dan menyarankan kepada setiap institusi/organisasi yang ingin mengajukan proposal bantuan hibah grassroots atau menanyakan informasi apapun tentang bantuan tersebut untuk menghubungi Kedutaan Besar Jepang atau Konsulat Jenderal Jepang secara LANGSUNG tanpa melalui agen maupun instansi perantara lainnya. 

Hubungi kami
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi :
Kedutaan Besar Jepang di Indonesia 
Bagian Grassroots
 
Jl. M.H. Thamrin No.24, Jakarta Pusat 10350
 
Tel : 021-31924308
 
Fax : 021-3157152
 
E-mail : grassroots[a-keong]dj.mofa.go.jp
Konsulat Jenderal Jepang di Medan 
Bagian Grassroots
 
Wisma BII 5th Floor
 
Jl. P. Diponegoro No.18, Medan 20152
 
Tel : 061-4575193
 
Fax : 061-4574560
 
E-mail : konjen[a-keong]mn.mofa.go.jp
Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya 
Bagian Grassroots
 
Jl. Sumatera No.93, Surabaya 60281
 
Tel : 031-5030008
 
Fax : 031-5030037
 
E-mail : grassroots[a-keong]sb.mofa.go.jp
Konsulat Jenderal Jepang di Denpasar 
Bagian Grassroots
 
Jl. Raya Puputan No.170, Renon, Denpasar 80235
 
Tel : 0361-227628
 
Fax : 0361-265066
 
E-mail : denpasar[a-keong]dp.mofa.go.jp





BEASISWA JEPANG

Pemerintah Jepang kembali membuka kesempatan beasiswa Monbukagakusho bagi lulusan SLTA untuk menempuh pendidikan setingkat S1, D3, dan D2.

Program S1

Program S-1 merupakan program beasiswa 5 tahun (kecuali jurusan Kedokteran Umum, Gigi dan Hewan, 7 tahun) yang bisa diikuti lulusan SLTA baik jurusan IPA ataupun IPS Semua bidang bisa dipilih, kecuali bidang musik dan olah raga. Masa 5 atau 7 tahun sudah termasuk 1 tahun belajar bahasa di Jepang. Dan universitasnya baru ditentukan setelah tiba di Jepang berdasar hasil persaingan saat belajar bahasa selama 1 tahun di Jepang.

Program D-3 atau Politeknik

Program D-3 merupakan program beasiswa 4 tahun (termasuk 1 tahun belajar bahasa Jepang) yang dikhususkan bagi lulusan IPA yang berminat dibidang teknik (engineering) . Program yang materinya lebih pada praktek dan eksperimen ini memungkinkan bagi lulusan yang berprestasi untuk melanjutkan ke jenjang S-1. Sekolah tujuan sudah ditentukan sebelum keberangkatan ke Jepang.

Program D-2

Program yang setara dengan akademi yang akan mendidik para calon spesialis (profesional) ini ditempuh dalam waktu 3 tahun (termasuk belajar bahasa Jepang 1 tahun) dan bisa diikuti oleh lulusan SLTA jurusan IPA maupun IPS. Sama dengan program D-3, sekolahnya sudah ditentukan sebelum keberangkatan.

Fasilitas :
Bebas biaya ujian masuk universitas, biaya kuliah, dan matrikulasi. (tidak termasuk biaya buku paket dan alat tulis).

Tunjangan biaya hidup sebesar 134.000 yen setiap bulannya. Tunjangan pertama di Jepang sebesar 25.000 yen.

Kursus Bahasa Jepang Gratis, baik saat di Indonesia ataupun di Jepang. Di Indonesia sekitar 3 minggu sebelum berangkat dan di Jepang selama setahun sebelum masuk kuliah. Dan tempatnya untuk peserta program S-1 dan D2 dibagi antara Tokyo dan Osaka, untuk program D3 semua di Tokyo.

Kemudahan dalam pencarian asrama, apartemen atau sejenisnya. Di jepang, terutama untuk mahasiswa asing, sering mendapat kesulitan dalam pencarian tempat tinggal. Namun banyak pemilik apartemen atau asrama yang �gmemperlunak� h syarat bagi penerima beasiswa mombukagakusho.

Diikutsertakan dalam asuransi kesehatan nasional Jepang dan program subsidi biaya kesehatan AIEJ.

Tiket pesawat JAL Indonesia-Jepang kelas ekonomi. Tiket pesawat ini hanya diberikan 2 kali, saat pertama kali berangkat dari Indonesia, dan saat kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan studi dengan beasiswa mombukagakusho
Syarat pendaftaran untuk Program S-1, D-3 dan D-2 :
Lulusan SLTA baik itu SMU, STM ataupun Madrasah Aliyah
Berusia di bawah 22 tahun saat keberangkatan.
Memenuhi batas minimal nilai rata-rata UAN dan nilai rata-rata rapor kelas semester akhir (dengan perincian sebagai berikut) :
Program Nilai minimal

Program Nilai Miimal S1 8,2 D3 8,0 D2 7,7

Tahapan seleksi :
Seleksi Dokumen, hanya yang memenuhi syarat-syarat di atas yang diperbolehkan mengambil formulir pendaftaran di Bagian Pendidikan Kedutaan Besar Jepang atau Konsulat Jenderal Jepang terdekat (Medan, Surabaya, Makassar).

Tes Tertulis, diperuntukkan bagi yang lulus seleksi dokumen, dan mendapat panggilan untuk mengikuti tes tertulis (tidak semua pelamar dipanggil untuk tes tertulis). Biasanya tes diadakan akhir bulan Juli.

Tes Wawancara, bagi yang lulus Tes Tertulis akan dipanggil untuk mengikuti Tes Wawancara di Kedubes Jepang di Jakarta. Wawancara dalam bahasa Indonesia. Isi pertanyaan lebih mengarah kepada kesiapan mental pendaftar untuk hidup sendiri melanjutkan studi ke Jepang.

Seleksi akhir oleh Monbukagakusho, Pelamar yang lulus Tes Tertulis dan Tes Wawancara, datanya akan diserahkan (direkomendasikan) kepada Monbukagakusho. Keputusan akhir ditetapkan oleh Monbukagakusho sekitar akhir bulan Januari tahun berikutnya. Bagi yang lolos semua seleksi dan berhasil mendapatkan rekomendasi dari Monbukagakusho, akan berangkat ke Jepang awal bulan April.

Untuk Tes Tertulis, semua soal dalam bahasa Inggris (boleh menggunakan kamus bahasa Inggris-Indonesia kecuali dalam ujian bahasa Inggris).

Materi ujian disesuaikan dengan Program beasiswa dan jurusan yang dipilih.

- Untuk Program S-1 jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial & Humaniora materi ujiannya adalah Bahasa Inggris, Matematika, Sejarah Dunia

- Untuk Program S-1 jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, materi ujiannya adalah Bahasa Inggris, Matematika, Kimia dan Fisika/Biologi*

- Untuk Program D-3, materi ujiannya adalah Matematika dan Fisika / Kimia*.

- Untuk Program D-2, materi ujiannya adalah Bahasa Inggris dan Matematika.

(*:tergantung pilihan bidang studi yang dipilih)
Pendaftaran dilakukan di Bagian Pendidikan Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia, di Jakarta, atau di 3 Konsulat Jenderal Jepang yang tersebar di Surabaya, Medan dan Makassar. Adapun formulir pendaftaran bisa didownload disini

Alamat dan nomor teleponnya adalah sebagai berikut :

Bagian Pendidikan Kedutaan Besar Jepang,
Jl. M.H. Thamrin No. 24 Jakarta 10350
Telp. (021) 3192-4308

Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya,
Jl. Sumatera No. 93
Telp. (031) 503-0008
Konsulat Jenderal Jepang di Medan,
Wisma BII Lt. 5, Jl. P. Diponegoro No. 18
Telp. (061) 457-5193

Konsulat Jenderal Jepang di Makassar,
Jl. Jend. Sudirman No. 31
Telp. (0411) 871-030

Informasi selengkapnya:
http://www.id.emb-japan.go.jp/sch_slta.html